Rabu, 04 Juli 2012

Perkembangan Peserta Didik

 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Peserta Didik
Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Hakekat peserta Didik
·         Memiliki diferensiasi potensi
·         Memiliki diferensiasi periodeasasi perkembangan dan pertumbuhan meski memiliki pola yang relative sama
·         Memiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya sendiri
·         Memiliki diferensiasi kebutuhan yang harus dipenuhi
·         Manusia yang bertanggung jawab bagi proses belajar pribadi dan menjadi pembeajaran yang sejati
·         Memiliki daya adaptabilitas dalam kelompok sekaligus mengembangkan dimensi individualnya
·         Memerlukan pembinaan dan pngembangan secara individual dan kelompok, perlakuan yang manusiawi dari orang dewasa termasuk gurunya
·         Insan visioner dan proaktif dalam menghadapi lingkungannya
·         Berperilaku baik dan lingkungan membentuk lebih baik atau sebaliknya
·         Merupakan makhluk Tuhan yang mesti memiliki aneka keunggulan, namun tidak mungkin melakukan sesuatu melampaui kepastiannya.
Karakteristik peserta didik
a.       Kemampuan dasar (kognitif , aktif , psikomotor)
b.      Latar belakang cultural local , status social , ekonomi , agama dsb .
c.       Perbedaan kepribadiaan (sikap , perasaan , minat)
d.      Cita-cita , pandangan ke depan , keyakinan diri , daya tahan .
Kebutuhan Peserta Didik
            Kebutuhan peserta didik adalah suatu kebutuhan yang harus didapatkan oleh peserta didik untuk mendapatkan kedewasaan ilmu.
Kebutuhan-kebutuhan itu adalah :
·         Kebutuhan fisik : fisik seorang peserta didik harus selalu mengalami petumbuhan yang cukup pesat
·         Kebutuhan intelektual : langsung membentuk kondisi fisik merupakan fasilitas
·         Kebutuhan Social : Kebutuhan yang berhubungan langsung dengan masyarakat yang digunakan untuk member i pengakuan pada peserta didik yang pada hakekatnya adalah seorang individu yang ingin diterima eksistensinya, dalam kehidupan social seperti dalam kelas kita harus saling peduli dan toleran. Semua peserta didik harus berkomunikasi satu sama lain
·         Kebutuhan untuk mendapatkan status :Kebutuhan untuk mendapatkan tempat dalam suatu lingkungan. Hal ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik terutama pada masa pubertas, dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri, mandiri, dan membentuk identitas diri dalam lingkungan masyarakat.
·         Kebutuhan Moral : bahwa pendidikan membutuhkan nilai-nilai moral. Jadi moral dapat disebutkan sebagai suatu kebiasaan atau berdasarkan hukum. Akan tetapi pemahaman / tingkatan pemahaman moral berbeda-beda. Perkembangan moral disesuaikan dengan perkembangan psikologi
Pengajaran moral pada anak dapat dilakukan dengan cara membaca dongeng menjelang tidur
·          Kebutuhan untuk berprestasi. Kebutuhan ini harus diawali dengan kebutuhan mandiri dan mendapatkan status. Karena  kedua hal tersebut yang akan menuntun langkah peserta didik untuk mendapatkan prestasi.
·         Kebutuhan ingin disayang dan dicintai. Kebutuhan ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan mental dan prestasi seorang peserta didik
·         Kebutuhan mandiri : untuk membentuk kepribadian secara bebas berdasarkan pengalaman. Kenyamanan, harmonis, dan tidak ada tekanan. Emosi negative (marah). Kenyamanan antara peserta dan guru dapat dibentuk dengan saling memahami dan toleransi
·         Kebutuhan sharing : untuk mengurangi beban yang dihadapinya
·          Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup. Filsafat hidup erat kaitannya dengan agama, karena agama lah tujuan dari filsafat hidup sebenarnya

Hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan tridimensi :
a.       Fisik (Penampakan permukaan/jangkung pendek , muka , rambut , hidung ,badan , mata ,dll) , sosok yang paling at di perintah oleh kata hati atau nalar .
b.      Hati nurani , merupakan bantuan bagi keinginan seseorang .
c.     Nalar , merupakan bantuan bagi keinginan seseorang , kadang tidak merupakan kesadaran menggunakan pikiran , kadang tidak harmonis dengan nalar hati . idealnya nalar otak sama dengan nalar  hati .
Dimensi Social Peserta Didik
            Dimensi social bagi manusia sangat erat kaitannya dengan sebuah golongan, kelompok maupun lingkungannya
a.       Peserta didik memiliki ciri dasar kemampuan berkembangan , nalar abstrak , berbahasa dan komunikasi , melakukan instropeksi , merefleksi dan memecahkan masalah .
b.      Peserta didik sebagai makhluk social yang unik di bandingkan dengan primate yang lain seperti kemampuan memanfaatkan komunikasi untuk mengefresikan dirinya .
c.       Peserta didik memiliki keinginan untuk memahami dan menerima pengaruh lingkungan , berusaha menjelaskan  dan memanipulasi penomena alam melalui ilmu pengetahuan , penalaran , dll.



Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan
è Hukum Chepalocoudal
Bahwa dalam prtumbuhab fisik khususnya dimulai dari kepala kearah kaki. Bagian kepala tumbuh terlebih dahulu baik menu kebagian kaki
è Hukum Proximodistal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang mengatakan bahwa pertumnuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi
è Perkembangan terjadi dari umum kekhusus
Pada setiap aspek pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari hal-hal yang bersifat umum kemudian sedikit demi sedikit menuju ke hal yang khusus
è Perkembangan berlangsung sesuai dengan tahap perkembangan
                                                                    i.            Masa pra-lahir
                                                                  ii.            Masa bayi (0-2 th)
                                                                iii.            Masa kanak-kanak (3-5 th)
                                                                 iv.            Masa sekolah (6-12 th)
                                                                   v.            Masa remaja (13-15 th)
                                                                 vi.            Masa dewasa (25-60 th)
                                                               vii.            Masa tua (61-70 th)
                                                             viii.            Lansia (71-keatas)
è Hukum tempo dan  irama perkembangan
Tahap perkembangan berlangsung secara berurutan, terus-menerus, tetap, berlaku secara umum dalam suatu tempo dan irama perkembangan tertentu. Tiap-tiap anak mempunyai tempo (waktu) perkembangan dan irama perkembangan yang berbeda, irama perkembangan apabila digambarkan suatu garis tidaklah berupa garis lurus melainkan berupa garis yang bergelombang
Dimensi Spiritual
          Kecerdasan spiritual pada diri manusia berorientasi pada dua hal yakni hal yang bersifat duniawi dan agama.
a.       Peserta didik merupakan makhluk yang memiliki energy spiritual dan psiko material .
b.      Apabila pisik manusia yang nyata , dimensi spiritual tidak memainkan peran dalam dirinya , maka  sosok manusia itu bukan apa-apa .
c.       Sebagai makhluk spiritual ,peserta didik memiliki jiwa dan sangat pribadi. Didalamnya terkandung sikap suci untuk saling mengasihi, membangun aspirasi dan harapan serta visi.
Dimensi Intelektual
Kecerdasan yang berhubungan dengan pengembangan tingkat kemampuan dan kecerdasan otak, logika atau IQ.


Energi dan kreativitas Peserta Didik
·         Kemampuan eksternal merupakan cerminan dari perkembangan progresif, kesadaran internal dan kapasitasnya.
·         Perubahan peserta didik dari luar terjadi karena mereka pada umumnya terus berubah.
·         Premis bahwa individu, masyarakat, maupun pranata lainnya yang bersentuhan dengan terus berkembang.
·         Perkembangan dan pengembangan peserta didik terus berlanjut sejalan dengan perubahan system social dan kompleks kehidupan.
·         Perkembangan mengekspresikan energy dan kreativitas peserta didik menjadi lebih efektif untuk mencapai tujuan.
Lima Dimensi Perkembangan Peserta Didik
·         Perkembangan fisik (lajunya relative sesuai dengan factor genetis, menu makan, pelatihan, kebiasaan hidup dan kondisi lingkungan).
·         Perkembangan  social (berkembang sesuai dengan bentuk masyarakat).
·         Perkembangan mental (tumbuh semakin bermental stabil, arif, dewasa, dan bijaksana).
·         Pekembangan budaya/spiritual (toleransi dengan keyakinan bebeda).
·         Perkembangan intelektual (pergeseran penalaran konkrit ke abstrak, data jadi  informasi
Memecahkan masalah yang rumit , membuat solusi atas dasar informasi yang mirip sama atau bertentangan .
Sistematis, Progresif, Berkesinambungan
·         Sistematis, perubahan saling mempengaruhi/kebergantungan antara fisik dan psikis dan merupakan kesatuan harmonis ( Anak berjalan = otot kaki matang, anak memperhatikan jenis kelamin = matangnya organ seksual )
·         Progresif, maju, meningkatkan dan mendalam /meluas ( proporsi anak dari pendek menjadi tinggi, kemampuan sederhana sampai kekomplek )
·         Berkesinambungan tidak loncat-loncat ( Bayi, telentang, miring, tengkurap, merangkak, duduk, berdiri, jalan )
Sumber Tugas perkembangan
·         Kematangan fisik (Berjalan karena kematangan otot kaki)
·         Tuntunan masyarakat secara cultural ( Belajar calistung dan berorganisasi )
·         Tuntutan dari dorongan cita-cita individu sendiri ( Memilih pekerjaan dan memilih teman hidup)
·         Tuntutan norma agama(Taat beribadah dan berbuat baik kepada sesama)
Fase-fase tugas perkembangan
·         Usia bayi dan anak-anak (0,0 s/d 6,0 tahun)
·         Masa sekolah (6,0 s/d 12,0)
·         Masa remaja
Perkembangan Intelektual
·         Usia 6-12 th anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (calistung)
·         Berakhirnya daya fikir imajinatif kea rah berfikir konkrit dan rasional
·         Memiliki kemampuan klasifikasi, assosiasi, menghubungkan atau menghitung
·         Untuk pengembangan anak guru memberikan kesempatan untuk bertanya, komentar, membuat keterangan, menyusun laporan hasil study tour / diskusi
Pengembangan Bahasa
·         Bahasa sebagai sarana komunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, atau gerak menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, atau lambang
·         Masa awal usia telah menguasai sekitar 2500 kata
·         Dengan dikuasainya ketrampilan membaca anak dapat mendengar cerita yang bersifat kritis

Perkembangan Moral
·         Anak mulai mengenal benar dan salah pertama kali dilingkungan keluarga
·         Anak dapat mengikuti tuntutan dari orang tua dan lingkungannya
·         Anak sudah memahami alasan yang mendasari suatu aturan
·         Anak dapat mengasosiasikan setiap bentuk prilaku dengan konsep benar salah.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
·         Proses jadi matang untuk berkata
·         Proses belajar berbicara mempelajari bahasa orang lain dengan cara meniru ucapan itu
·         Anak diberi pelajaran bahasa dengan sengaja untuk menambah pembendaharaan kata
Mempelajari Bahasa
·         Peserta didik dapat berkomunikasi dengan orang lain
·         Menyatakan isi hati
·         Mengolah informasi yg diterima
·         Berfikir/menyatakan pendapat
·         Menegembangkan kpribadiannya

Perkembangan social
·         Pencapaian kematangan
·         Ditandai dengan perluasan hubungan tidak hanya dengan keluarga
·         Mulai memiliki kesanggupan untuk menyesuaikan diri
·         Dalam KBM anak dapat diberi tugas kelompok
Perkembangan emosi
·         Usia sekolah anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidak diterima dimasyarakat
·         Diberikan pelajaran untuk mengontrol emosi
·         Orang tua sangat berpengaruh
·         Emosi positif
Perkembangan Penghayatan keagamaan
·         Masa pembentukan niali agama
·         Kualitas keagamaan anak dipengaruhi oleh proses pembentukan yg diterimanya
·         Pengajaran dan bimbingan menjadi tanggung jawab semua pihak
·         Pembiasaan beribadah
Perkembangan motorik
·         Perkembangan fisik yang mulai matang maka perkembangan motorik sudah dapat berkoordinasi dengan baik
·         Gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan dan minatnya
·         Ditandai dgn kelebihan aktifitas motorik sebagai masa ideal belajar keterampilan
Tugas-tugas perkembangan peserta didik
·         Faktor-faktoryang mempengaruhi perkembangan
a.       Hereditas (keturunan/pembawaan)
b.      Lingkungan perkembangan
-          Lingkungan keluarga
-          Lingkungan sekolah
-          Lingkungan teman sebaya




Dimensi dan tugas-tugas perkembangan
·         Perkembangan fisik
·         Perkembangan prilaku psikomoterik
·         Perkembangan bahasa
·         Perkembangan kognitif
·         Perkembangan moralitas
·         Perkembangan bidang keagamaan
·         Perkembangan konatif
·         Perkembangan emosional
Problema
·         Perkembangan fisik
·         Perkembangan kognitif dan bahasa
·         Perkembangan kepribadian dan emosional
·         Prilaku social, moralitas, dan keagamaan
Implikasi Pralayanan
·         Guru harus memahami teori perkembangan
·         Mengetahui latar peserta didik
·         Mengenali nama-nama
·         Mengenali bakat dan minat
·         Memahami esensi pelayanan individual
·         Bertindak impersonal tanpa diskriminasi
·         Siap bekerja ekstra
·         Tidak boleh putus asa

Implikasi layanan
·         Guru dan orang tua harus menciptakan lingkungan kondusif
·         Harus sesuai dengan tingkat kematangan
·         Tuntutan gerakan fisik harus sesuai dengan kematangan jasmani
·         Orientasi pembelajaran harus mengarah ke multiranah
·         Menciptakan iklim emosional
·         Memahami minat dan perhatian yang khusus




Kecerdasan ganda
Otak manusia terdiri dari dua belahan, yaitu otak belahan kanan dan belahan otak kiri.
 Belahan kiri mengendalikan aktivitas-aktivitas mental yang mencakup matematika, bahasa, logika, analisis, menulis, dan aktivitas-aktivitas lain yang sejenis.
Sedangkan otak belahan kanan menangani aktivitas yang mencakup imajinasi, warna, musik, irama/ritme, melamun dan aktivitas lain yang sejenis. Sementara itu peneliti tentang kecerdasan manusia. Ia menemukan bahwa setiap orang tidak hanya memiliki satu kecerdasan. Ia menyebutnya dengan kecerdasan ganda atau intelegensi ganda, multiple intellegensi. Kecerdasan ganda adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu poroduk yang bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu.
·         Jenis-jenis Intellegensi
1. Intelegensi Bahasa (Linguistik)
Intelegensi Bahasa mencakup kemempuan-kemampuan berpikir dengan kata-kata, seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tertulis. Karekteristik individu dalam intelegensi bahasa adalah:
a. Senang membaca ,bercerita atau berdongeng.
b. Senang bekomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing.
c. Pandai merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tertulis.
2. Intelegensi Logis-Matematis
Kemampuan berpikir dalam penalaran atau menghitung, seperti kemampuan menelaah masalah secara logis, ilmiah, dan matematis.
Karekteristik individu dalam intelegensi logis-matematis adalah:
a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki.
b. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka.
c. Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario.
3. Intelegensi Visual spesial
Kemempuan berpikir dalam citra dan gambar. Karekteristik individu dalam intelegensi visual spesial adalah:
a. Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, tabel.
b. Peka terhadap citra, warna, dan sebagainya.
c. Pandai memvisualisasikan ide,
4. Intelegansi Musikal
Kemampuan berpikir dengan nada, irama, dan melodi, juga pada suara alam. Karekteristik individu dalam intelegensi musikal adalah:
a. Pandai mengubah atau mencipta musik.
b. Senang dan pandai bernyanyi.
c. Pandai mengoperasikan musik serta menjaga ritme.
d. Mudah menangkap musik.
5. Intelegansi Kinestetik Tubuh
Kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh. Karekteristik individu dalam intelegensi kinestetik tubuh adalah:
a. Senang menari, akting.
b. Pandai dan aktif dalam olahraga tertentu.
c. Mudah berekspresi dengan tubuh.
d. Mampu memainkan mimik.
6. Intelegensi Intrapersonal
Kemampuan berpikir untuk memahami diri sendiri, melakukan fefleksi diri dan bermetakognisi. Karekteristik individu dalam intelegensi intrapersonal adalah:
a. Mampu menilai diri sendiri/introspeksi diri, bermeditasi.
b. Mampu merancang tujuan, menyusun cita-cita dan rencana hidup yang jelas.
c. Berjiwa independen/bebas.
d. Mudah berkonsentrasi.
7. Intelegensi Interpersonal (Sosial)
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Karekteristik individu dalam intelegensi interpersonal adalah:
a. Mampu berorganisasi, menjadi pemimpin dalam suatu organisasi.
b. Mampu bersosialisasi, menjadi mediator, bermain dalam kelompok/klub, bekerja sama dalam tim.
c. Senang permainan berkelompok dari pada individual.
d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain.
e. Senang berkomunikasi verbal dan nonverbal.
f. Peka terhadap teman.
g. Suka memberi feedback.
h. Mudah mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain.
8. Intelegensi Naturalis
Kemampuan untuk memahami gejala alam. Karekteristik individu dalam intelegensi naturalis adalah:
a. Senang terhadap plora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang, berinteraksi dengan binatang, berburu.
b. Pandai melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman.
c. Senang kegiatan di alam terbuka.













Kreativitas dan Teori belahan otak
                Kreativitas ditandai dengan adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi suatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan dan mencari alternative pemecahannya melalui cara-cara berfikir divergen.
a.     Teori belahan otak
Otak yang kita miliki merupakan karunia terbesar yang Allah berikan kepada kita. Dengan otak yang kita miliki kita bisa mengatur semua kerja organ yang ada ditubuh kita. Otak merupakan pusat dari setiap kegiatan yang kita lakukan mulai dari berpikir, berkreasi, dan berimajinasi. Otak terbagi menjadi 2, yaitu belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Setiap belahan otak melakukan fungsi yang berbeda.
  • Belahan Otak Kiri
Belahan otak kiri berhubungan dengan logika, bahasa dan analisa. Jadi belahan otak kiri berkaitan dengan cara seseorang dalam merespon sesuatu. Respon yang diberikan seseorang bisa dalam bentuk kemampuan untuk menjelaskan dan menganalisa suatu hal.
  • Belahan Otak Kanan
Belahan otak kanan berhubungan dengan kreativitas seperti, kemampuan untuk memilih warna, berimajinasi, dan memahami ritme. Jadi belahan otak sebelah kanan berperan dalam kegiatan seseorang seperti menggambar, menyanyi, bermain dan berolahraga.
1. Tahap sensori – motorik ( 0 – 2 tahun)
Pada tahap ini belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya. Sebab, pada tahap ini tindakan-tindakan anak masih berupa tindakan-tindakan fisik yang bersifat refleksif, pandangannya terhadap objek masih belum permanen, belum memiliki konsep tentang ruang dan waktu, belum memiliki konsep tentang sebab-akibat, bentuk permainannya masih merupakan pengulangan reflek-reflek, belum memiliki konsep tentang diri, ruang dan belum memiliki kemampuan berbahasa.
2. Tahap Praoperasional ( 2 – 7 tahun)
Pada tahap ini kemampuan mengembangkan kreativitas sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan telah memiliki kemampuan untuk memikirkan masa lalu dan masa yang akan dating, meskipun dalam jangka waktu pendek.



3. Tahap Operasional Konkrit ( 7 – 11 tahun)
Faktor-faktor yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitas itu adalah :
a. Anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi mental
b. Mulai mampu berpikir logis dalam bentuk yang sederhana
c. Mulai berkembang kemampuan untuk memelihara identitas-identitas diri
d. Konsep tentang ruang sudah semakin meluas
e. Sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
f. Sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek konkrit.


4. Tahap Operasional Formal ( 11 tahun ke atas)
Ada beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas ini, yakni :
a. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proposional berdasarkan pemikiran logis
b. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi objek-objek secara proporsional berdasarkan pemikiran logis
c. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang relatif
d. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang waktu relative
e. Remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel-variabel dalam menghadapi masalah yang kompleks
f. Remaja sudah mampu melakukan abstraksi relative dan berpikir hipotesis
g. Remaja sudah memiliki diri ideal
h. Remaja sudah menguasai bahasa abstrak


5. Tahap-tahap Kreativitas
·         Persiapan (preparation)
Pada tahap ini , individu berusaha mengumpulkan informasiatau data untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah itu.
·         Inkubasi (incubation)
Pada tahap ini individu seolah-olah melepaskan diri untuk sementara waktu dari masalah yang dihadapinya, dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar melainkan menghadapinya dalam alam prasadar.
·         Iluminasi (illumination)
Pada tahap ini individu sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan baru serta proses psikologi yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru.
·         Ferifikasi (verification)
Pada tahap ini gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen serta menghadapkannya kepada realitas.

Bagian dari kreativitas :
a.      Produk à hasil pengerjaan kreativitas
b.      Person à anak yg melakukan
c.       Proses à tahap pengerjaan
d.      Pers à factor yang mendukung baik individu maupun dari luar yang mendukung anak menghasilkan produk


Faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas
·        Diri sendiri : Minat atau keinginan untuk mengembangkan kreativitas yang dimiliki. Contohnya : Bermusik
·        Lingkungan : Faktor luar yang mendukung / mempengaruhi. Contoh : keluarga



Kelompok Sebaya
Kelompok sebaya adalah lingkungan kedua setelah keluarga, yang berpengaruh bagi kehidupan individu. Terpengaruhnya tidaknya individu dengan teman sebaya tergantung pada persepsi individu terhadap kelompoknya, sebab persepsi individu terhadap kelompok sebayanya akan menentukan keputusan yang diambil nantinya.
Kelompok sebaya menyediakan suatu lingkungan, yaitu tempat teman sebayanya dapat melakukan sosialisasi dengan nilai yang berlaku, bukan lagi nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman seusianya, dan tempat dalam rangka menentukan jatidirinya, namun apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai negative, maka akan menimbulkan bahaya bagi perkembangan jiwa individu.
Kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya juga mengakibatkan melemahnya ikatan individu dengan orang tua, sekolah, norma-norma konvensional. Selain itu, banyak waktu yang diluangkan individu diluar rumah bersama teman-teman sebayanya dari pada dengan orang tuanya adalah salah satu alasan pokok pentingnya peran teman sebaya bagi individu.
Peranan penting kelompok sebaya terhadap individu berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku remaja seringkali meniru bahwa memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang popular, maka kesempatan bagi dirinya untuk diterima oleh kelompok sebaya menjadi besar.
Remaja memilki kecenderungan bahwa teman sebaya adalah tempat untuk belajar bebas dari orang dewasa, belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok, belajar berbagi rasa, bersikap sportif, belajar, menerima dan melaksanakan tanggung jawab. Belajar berperilaku sosial yang baik dan belajar bekerjasama.



  1. Jenis-jenis kelompok sebaya.
Ditinjau dari sifat organisasinya kelompok sebaya dapat dibedakan menjadi :

ü  Kelompok sebaya yang bersifat informal. Kelompok sebaya ini dibentuk, diatur,dan dipimpin oleh anak itu sendiri misalnya, kelompok permainan,gang dll. Didalam kelompok ini tidak ada bimbingan dan pertisipasi orang dewasa.
ü  Kelompok sebaya yang bersifat formal. Di dalam kelompok ini ada bimbingan, partisipasi atau pengarahan orang dewasa. Apabila bimbingan dan pengarahan diberikan secara bijaksana maka kelompok sebaya ini dapat menjadi wahana proses sosialisasi nilai-nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat. Yang termasuk dalam kelompok sebaya ini misalnya, kepramukaan, klub, perkumpulan pemuda dan organisasi lainnya.

Para ahli psikologi sepakat bahwa terdapat kelompok-kelompok yang terbentuk dalam masa remaja :

a.Sahabat Karib (Chums)
Chums yaitu kelompok dimana remaja bersahabat karib dengan ikatan persahabatan yang sangat kuat. Anggota kelompok biasanya terdiri dari 2-3 orang dengan jenis kelamin sama, memiliki minaat, kemauan-kemauan yang mirip.

b.Komplotan sahabat (Cliques)
Cliques biasnya terdiri dari 4-5 remaja yang memiliki minat,  kemampuan dan kemauan-kemauan yang relatif sama. Cliques biasanya terjadi dari penyatuan dua pasang sahabat karib atau dua Chums yang terjadi pada tahun-tahun pertama masa remaja awal. Jenis kelamin remaja dalam satu Cliques umumnya sama.

c.Kelompok banyak remaja (Crowds)
Crowds biasanya terdiri dari banyak remaja, lebih besr dibanding dengan Cliques. Karena besarnya kelompok, maka jarak emosi antra anggota juga agak renggang. Dengan demikian terdapat jenis kelamin berbeda serta terdapat keragaman kemampuan, minat dan kemauan diantara para anggota. Hal yang dimiliki dalam kelompok ini adalah rasa takut diabaikan atau tidak diterima oleh teman-teman dalam kelompok remja. Dengan kata lain remaja ini sangat membutuhkan penerimaan peer-groupnya








Menurut Robbins, ada empat jenis kelompok sebaya yang mempunyai peranan penting dalam proses sosialisasi yaitu kelompok permaianan, gang dan klub.
-          Kelompok permainan (play group) terbentuk secara spontan dan merupakan kegiatan khas anak-anak, namun di dalamnya tercermin pula struktur dan proses masyarakat luas
-          Gank tujuan kegiatan untuk melakukan kejahatan, kekerasan, dan perbuatan anti sosial.
-          Klub adalah kelompok sebaya yang bersifat formal dalam artian mempunyai organisasi sosial yang teratur serta dalam bimbingan orang dewasa.
-          klik (clique) para anggotanya selalu merencanakan untuk mengerjakan sesuatu secara bersama yang bersifat positif dan tidak menimbulkan konflik sisial.
            Dapat dipahami bahwa kelompok sebaya sangat berperan penting dalam proses sosialisasi individu terutama kelompok sebaya remaja. Pengaruh kelompok sebaya tidak hanya berdampak negative akan tetapi juga berdampak positif. Untuk itu pembentengan diri melalui keluarga masih sangat diperlukan bahwa ketika anak memiliki teman maka kenalilah siapa yang menjadi teman anak kita.
b.      Fungsi kelompok sebaya
Didalam kelompok sebaya anak belajar bergaul dengan sesamanya. Mula-mula kelompok sebaya pada anak-anak itu terbentuk dengan secara kebetulan. Dalam perkembangan selanjutnya masuknya anak ke dalam suatu kelompok sebaya berdasarkan pilihan. Setelah anak masuk ke sekolah kelompok sebayanya dapat berupa teman sekelasnya, klik dalam kelasnya, dan kelompok permainannya.
Selain itu, didalam kelompok sebaya anak mempelajari kebudayaan masyarakat. Bahwa melalui kelompok sebaya itu anak belajar bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran dan cita-cita masyarakatnya, tentang kejujuran, keadilan, kerjasama, dan tanggung jawab. Sehingga kelompok sebaya menjadi wadah dalam mengajarkan mobilitas sosial.


Hartup dalam Didi Tarsadi mengidentifikasi empat fungsi teman sebaya, yang mencakup :

1.Hubungan teman sebaya sebagai sumber emosi (emotional resources), baik untuk memperoleh rasa senang maupun untuk beradaptasi terhadap stress

2.Hubungan teman sebaya sebagai sumber kognitif (cognitive resources) untuk pemecahan masalah dan perolehan pengetahuan
3.Hubungan teman sebaya sebagai konteks di mana keterampilan sosial dasar diperoleh atau ditingkatkan; dan
4.Hubungan teman sebaya sebagai landasan untuk terjalinnya bentuk-bentuk hubungan lainnya (misalnya hubungan dengan saudara kandung) yang lebih harmonis. Hubungan teman sebaya yang berfungsi secara harmonis di kalangan anak-anak prasekolah telah terbukti dapat memperhalus hubungan.
Kelly dan Hansen dalam Samsunuwiyati (2005 : 220) menyebutkan 6 fungsi positif dari teman sebaya, yaitu :

1.Mengontrol impuls-impuls agresif

2.Memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih independen. Teman-teman dan kelompok teman sebaya memberikan dorongan untuk mengambil peran dan tanggung jawab baru mereka.

3.Meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial, mengembangkan kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan-perasaan dengan cara-cara yang lebih matang.

4.Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkah laku peran jenis kelamin.

5.Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai.

6.Menigkatkan harga diri (self-esteem).

Kelompok teman sebaya biasanya beranggotakan perempuan saja, laki-laki saja atau campuran, kalau kelompoknya beranggotakan laki-laki saja biasanya sebagaian besar anggotanya tidak terlampau dekat secara emosional, sedangkan apabila kelompok beranggotakan perempuan biasanya anggotanya lebih akrab.

Penerimaan dan Penolakan Teman Sebaya

1.      Faktor-faktor yang menyebabkan seorang remaja diterima
a.Penampilan (performance) dan perbuatan meliputi antara lain : tampang yang baik, atau paling tidak rapi dan aktif dalam kegiatan-kegiatan kelompok
b.Kemampuan pikir antara lain : mempunyai inisiatif, banyak memikirkan kepentingan kelompok dan mengemukakan buah pikirannya
c.Sikap, sifat, perasaan antara lain : bersikap sopan, memperhatikan orang lain, penyabar dan dapat menahan marah jika dalam keadaan yang tidak menyenangkan
d.Pribadi meliputi : jujur dan dapat dipercaya, bertanggung jawab dan suka menjalankan pekerjaannya, mentaati peraturan-peraturan kelompok, mampu menyesuaikan diri dalam berbagai situasi dan pergaulan sosial.
2.      Faktor-faktor yang menyebabkanseorang remaja ditolak
a.Penampilan (performance) dan perbuatan antara lain meliputi :  sering menantang, malu-malu, dan senang menyendiri
b.Kemampuan pikir meliputi :  bodoh sekali atau sering disebut tolol
c.Sikap, sifat meliputi : suka melanggar norma dan nilai-nilai kelompok, suka menguasai anak lain, suka curiga, dan suka melaksanakan kemauan sendiri
d.Ciri lain : faktor rumah yang terlalu jauh dari tempat teman.
Akibat langsung dari penerimaan teman sebaya bagi seseorang remaja adalah adanya rasa berharga dan berarti serta dibutuhkan bagi kelompoknya. Hal yang demikian ini akan menimbulkan rasa senang, genbira, puas bahkan rasa bahagia.


 Contoh Pengaruh kelompok sebaya :

Positif : kelompok sebaya itu anak belajar bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran dan cita-cita masyarakatnya, tentang kejujuran, keadilan, kerjasama, dan tanggung jawab. Sehingga kelompok sebaya menjadi wadah dalam mengajarkan mobilitas sosial.
Negative : saat seorang anak melihat teman sebayanya melakukan bunuh diri, di akn berfikir bahwa bunuh diri adalah penyelesaian terbaik saat dia menghadapi masalah. Bagian sekolah dan media harus berhati-hati dalam penyampaian berita agar anak tidak salah pengertian

Keterampilan bersahabat

·         Tahap egosentris
Seseorang yang dianggap memiliki kesamaan sifat dia adalah sahabatnya
·         Tahap pemenuhan kebutuhan
Sahabat tidak hanya orang tua saja , tetapi juga mainan dan tempat tinggalnya
·         Tahap balas jasa
Mengenal arti tukar menukar dan rasa keadilan
·         Tahap intim
Ketersediaan berbagi masalah , emosi dan keterampilan













Bimbingan dan Konseling, “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”.

Fungsi layanan Bimbingan dan Konseling
  • fungsi pemahaman
Memahami Karakteristik/Potensi/Tugas-tugas perkembangan Peserta didik dan membantu mereka untuk memahaminya secara objektif/realistik
  • fungsi preventif
Memberikan Layanan orientasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yg patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah
  • fungsi pengembangan
Memberikan Layanan Bimbingan untuk Membantu Peserta didik Mampu Mengembangkan potensi dirinya 
  • fungsi kuratif
Membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (pribadi,sosial, belajar,atau karir)


Jenis – jenis Bimbingan dan Konseling

Bimbingan akademik

Bertujuan:
1.      Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
2.      Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
3.      Memiliki keterampilan belajar yang efektif.
4.      Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan.
5.      Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
6.      Memiliki keterampilan membaca buku.





Bimbingan pribadi/social

Bertujuan:
  1. Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
  2. Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dg positif.
  3. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif
  4. Memiliki sikap respek thd diri sendiri
  5. Dapat mengelola stress
  6. Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama
  7. Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar
  8. Memiliki kemampuan memecahkan masalh
  9. Memiliki rasa percaya diri
  10. Memiliki mental yang sehat

Bimbingan karier

Bertujuan:
  1. Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan.
  2. Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan.
  3. Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.
  4. Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan.
  5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.
  6. Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan.
  7. Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan.
  8. Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dg pekerjaan.

Bimbingan keluarga

Bertujuan:
  1. Memiliki sikap pemimpin dalam keluarga
  2. Mampu memberdayakan diri secara produktif
  3. Mampu menyesuaikan diri dengan norma yang ada dalam keluarga
  4. Mampu berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.






Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling
  1. Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
  2. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko.
  3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
  4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.
  5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalamberinteraksi dengan orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial
  7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
  8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif.
  9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir.
  10. Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat